Kaitan Kanker Payudara dan Pestisida – Di seluruh dunia, kanker payudara merupakan kanker yang paling umum terjadi pada perempuan. Menurut World Health Organization (WHO), kanker payudara adalah salah satu kanker yang paling sering terjadi pada wanita di Indonesia. Kanker payudara muncul ketika sel-sel kanker tumbuh dari jaringan payudara yang meliputi lobulus (kelenjar susu) dan saluran payudara, beserta lemak dan jaringan ikat. Dikutip dari Reuters, para peneliti mengikuti 9.300 perempuan yang lahir mulai dari 1959 sampai 1967, ketika penggunaan DDT tersebar luas. Anak perempuan memiliki risiko kanker payudara empat kali lebih besar jika mereka terkena salah satu bentuk insektisida dalam rahim.
Sekarang ini bukan suatu hal yang baru lagi jika banyak para petani sekarang ini menggunakan bahan kimia, seperti pestisida, herbisida, fungisida dan disenfektan untuk membasmi penyakit dan hama tanaman. Ketika zat-zat semacam itu digunakan, residu yang terkandung di dalamnya dapat berisiko mengakibatkan kanker bagi manusia. Salah satu nya yaitu kanker payudara.
DDT (produk insektisida)
Perempuan dewasa yang lahir dari perempuan terkena pestisida DDT (produk insektisida) selama kehamilannya berisiko mengembangkan kanker payudara, berdasarkan sebuah penelitian. Anak perempuan memiliki risiko kanker payudara empat kali lebih besar jika mereka terkena salah satu bentuk insektisida dalam rahim.
Bentuk pestisida yang dikenal sebagai DDT berperilaku seperti hormon estrogen, yang memberikan sinyal ke sel-sel payudara untuk tumbuh dan membelah. Dalam penelitian yang dilakukan pada hewan, bentuk DDT dikaitkan dengan jenis kanker payudara yang dipicu oleh estrogen.
Paparan DDT pada bayi di rahim juga dikaitkan dengan diagnosis tumor ganas, dan penyakit ganas yang disebut dengan HER2 (human epidermal growth factor receptor 2), jenis gen yang berperan besar dalam pertumbuhan kanker payudara.
Ketika zat-zat semacam itu digunakan, residu yang terkandung di dalamnya dapat berisiko mengakibatkan kanker bagi manusia. Bahkan sisa-sisa residunya juga mampu bertahan lebih lama ketika tertiup angin dan masuk ke dalam rumah atau tempat tinggal. Menurut Environmental Protection Agency (EPA), tingkat bahaya residu tersebut lebih tinggi ketika sudah masuk dan ‘mengendap’ di dalam rumah daripada di luar ruangan, karena kapan saja, setiap orang yang masuk atau tinggal di rumah tersebut akan menerima efek secara perlahan.
Baca juga : Bahaya GMO
Pestisida Membuat Kanker Payudara
Tidak hanya itu saja, sisa residu yang masih menempel di tanaman yang dijual di pasar atau juga di supermarket juga akan tetap ada walaupun sudah dicuci atau dimasak. Dengan mengonsumsi makanan yang sudah tercemar bahan kimia tersebut, maka ketika dikonsumsi, bakteri baik di dalam tubuh akan dilemahkan dan membuat sistem pencernaan serta sistem imun melemah. Jika sistem imun melemah, maka akan ada banyak risiko serangan penyakit yang akan didapatkan seseorang.
Oleh karenanya, sekarang ini banyak orang yang mulai beralih mengonsumsi makanan yang diproduksi dengan cara organik atau tidak menggunakan bahan kimia. Salah satu nya makanan yang harus di ganti adalah beras. Beras merupakan makanan pokok sehari-hari, jadi mulai sekarang mulailai ganti beras Anda dengan beras organik.
EKA FARM hadir untuk memenuhi kebutuhan Anda, Eka Farm menyediakan beras organik yang tentunya aman untuk kesehatan.
Untuk lebih lanjutnya bisa klik disini BERAS ORGANIK.
Atau ingin order langsung, silahkan KLIK DISINI
Komentar Terbaru